KENDAL, jatengnet.com – Lahan pertanian di Kabupaten Kendal yang bisa ditanami padi pada 2021 ini mengalami penyusutan sekitar 3.000 hektar dibanding 2020. Pada tahun lalu, luas lahan yang bisa ditanami padi mencapai 40 ribu hektar dan sekarang hanya 37 ribu hektar.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kendal, Pandu Rapriat, menyatakan, sawah yang tidak bisa ditanami padi, karena terdampak banjir dan pasang air laut (rob). ‘’Di Kecamatan Brangsong banjir dan rob kerap menerjang 2.100 hektar lahan, sehingga tidak bisa ditanami padi. Puluhan hektar lahan juga mengalami nasib yang sama dan tersebar di sejumlah lokasi di Kecamatan Kota Kendal,’’ kata dia kemarin.
Ia menambahkan, selain faktor bencana alam, juga karena serangan hama tikus. Seperti di wilayah Kecamantan Singoro, Boja, dan Limbangan atau dikenal dengan sebutan Siboli. Di sana 500 hektar lahan tidak bisa ditanami padi, karena serangan hama tikus pada awal musim tanam padi. ‘’Petani biasanya mensiasati hingga hama tikus hilang untuk menanam padi,’’ tambahnya.
Pandu mengatakan ntuk menjaga produksi padi tetap stabil di Kabupaten Kendal, Dinas Pertanian dan Pangan Kendal menaikkan indeks pertanaman di lokasi yang tidak mengalami banjir dan irigasi berjalan lancar. ‘’Di Kecamatan Weleri yang jarang terkena banjir dan rob, kami mengimbau petani bisa empat kali panen dalam satu tahun,’’ tuturnya.
Salah seorang petani di Kelurahan Kalibuntu, Kecamatan Kota Kendal, Sumono, mengatakan, sawah yang berada di sebelah timur tanggul, sudah tiga tahun lebih tidak bisa ditanami, karena kerap kebanjiran dan tergenang rob. ‘’Pemilik membiarkan lahan sawahnya, sehingga ditumbuhi rumput liar,’’ kata dia. (jan-21)