KENDAL – Puluhan jerigen ditata bertumpukan dan berjajar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Tawang, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, belum lama ini. Jerigen itu dibawa istri nelayan disaat suaminya melaut.
Hal itu supaya mereka mendapat solar untuk kebutuhan suaminya melaut pada hari berikutnya. ‘’Saya datang ke sini (SPBN) pukul 5.00. Ambil surat rekomendasi pembelian solar dan nomor urut dan baru pukul 8.00 datang lagi,’’ kata Nur Dwi Yani salah seorang istri nelayan.
Menurut dia, kelangkaan solar sudah terjadi sejak Juli lalu hingga kemarin. Nelayan berharap pemerintah bisa segera mengatasi kelangkaan solar seperti yang terjadi saat ini. Lebih lagi di tengah musim ikan di lautan pada bulan ini. ‘’Perahu suami besar dengan mesin lebih dari dua. Saya beli 100 liter untuk tiga jerigen. Namun, hanya cukup untuk melaut satu hari,’’ tuturnya.
Dyah istri nelayan lainya, mengaku datang ke SPBN pukul 3.00 pagi. Ia mengambil nomor urut pembelian bahan bakar solar. Dia membawa empat jerigen untuk diisi solar untuk bahan bakar mesin perahu suaminya.
‘’Sekitar empat kali suami tidak melaut karena tidak kebagian solar. Bila setiap hari pasokan solar ke SPBN hanya satu tangki, tidak mencukupi kebutuhan nelayan yang ada di sini yang jumlahnya mencapai ribuan nelayan,’’ ucap dia.
Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kendal Hudi Sambodo, mengatakan, kuota solar yang disubsidi pemerintah untuk nelayan masih terbatas. Pada 2021 nelayan Kendal hanya mendapat 7.150 kiloliter solar subsidi oleh pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
Sementara kebutuhannya mencapai 11.400 kiloliter selama satu tahun. Pemkab Kendal berusaha semaksimal hadir di tengah kesulitan masyarakat, terkait dengan keterbatasan solar. ‘’Kami akan menyampaikannya ke BPH Migas dan meminta supaya kuota bisa ditambah sesuai kebutuhan nelayan di Kendal,’’ pungkasnya. (jan-21)