KENDAL – Saat ini di berbagai wilayah sedang terjadi panen raya. Dampak dari panen raya tersebut dapat dipastikan harga gabah anjlok. Namun, turunya harga jual gabah tidak dialami oleh petani dari Desa Jungsemi, Kecamatan Kangkung, Kendal.
Kades Jungsemi, Dasuki mengatakan, secara umum harga gabah anjlok akibat panen raya. ‘’Hampir 90 persen petani di sini tidak menjual hasil panen ke tengkulak,’’ kata dia.
Menurutnya, masyarakat Desa Jungsemi tidak menjual padi di sawah. Kebiasaan yang dilakukan membawa hasil panen ke rumah untuk kebutuhan sendiri. Bila dijual menurut Dasuki setelah harganya stabil, sehingga petani tidak banyak merugi.
Saat ini petani bisa dikatakan merugi, karena harga pupuk juga naik dan harga gabah anjlok. ‘’Masyarakat Jungsemi sebagian besar bekerja sebagai petani, baik petani tambak atau sawah. Jumlah lahan pertanian dan tambak sekitar 600 hektar,’’ terangnya.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kendal, Tardi, mengatakan, pada saat terjadi panen raya, dapat dipastikan harga gabah anjlok. Pihaknya mengapresiasi apa yang dilakukan petani di Desa Jungsemi. ‘’Ini merupakan langkah positif dan perlu ditiru petani yang lain,’’ katanya. (guh-21)