KENDAL, jatengnet.com – Sejumlah petani jagung di Kecamatan Ngampel menyebutkan panen jagung kali ini harga jualnya lebih rendah dibanding panen yang sebelumnya.
Mereka tidak tahu secara pasti penyebab harga jagung turun. Padahal saat ini, bukan termasuk panen raya, lantaran masih banyak petani yang menanam tembakau dan juga sedang waktu panen.
Salah seorang petani di Desa Sudipayung, Kecamatan Ngampel, Kendal, Nurhadi, mengaku, harga jagung saat ini sekitar Rp 4.200 per kilogram. Padahal harga jagung pada panen sebelumnya mencapai Rp 5.200 per kilogram.
Dengan begitu terjadu penurunan harga sekitar Rp 1.000 per kilogram. ‘’Saya tidak tahu penyebab harga jagung pada panen kali ini turun. Sekarang juga bukan waktunya panen raya,’’ ucapnya, kemarin.
Hal senada disampaikan petani jagung lainnya di Desa Dempelrejo, Kecamatan Ngampel, Kendal, Karmani, hasil panen jagung miliknya dihargai Rp 4.350 per kilogram.
Sementara pada panen yang lalu mencapai Rp 5.300 per kilogram. ‘’Turun sekitar Rp 1.000 per kilogramnya. Katanya banyak jagung dari luar daerah, sehingga harganya turun,’’ jelas dia.
Turunnya harga jagung, membuat para petani tidak mendapatkan untung yang lumayan. Padahal dampak kenaikan harga BBM, mengakibatkan harga pupuk dan obat-obatan tanaman ikut naik.
Demikian pula dengan harga bibit jagung yang semula Rp 90 ribu/kg menjadi Rp 140 ribu/kg. Petani lanjutnya, serba kesulitan. Harga pupuk dan obat-obatan naik demikian pula harga bibit jagung juga naik. ‘’Sementara hasil panen harganya justru turun,’’ pungkasnya. (jtn-21)