KENDAL, Jatengnet.Com – Puluhan peternak unggas Jawa Tengah menggelar aksi keprihatinan atas imbas naiknya harga pakan ternak dan harga telur ayam yang jatuh bebas. Aksi yang digelar depan gudang pakan ayam di wilayah Kecamatan Sukorejo, Rabu (16/2/2022) kemarin, mereka menuntut kepada Presiden untuk mengevaluasi kinerja dari Menteri Pertanian (Mentan) yang dinilai tidak pro peternak.
Sejumlah sepanduk dibentangkan para peserta saat menggelar aksi tersebut. Diantaranya bertuliskan pesan kepada Presiden Joko Widodo. “Kami Minta Kepres Pak Presiden, Pabrik Untung Rakyat Buntung, Mana Keadilan bagi Peternak Rakyat, Turunkan Harga Pakan,”. Aksi dilakukan puluhan peternak dari Kabupaten Kendal, Temanggung, Magelang, Batang, Pekalongan, Pemalang dan Kota Semarang.
Dalam aksinya para peternak meminta agar Presiden Joko Widodo segera mencopot Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, karena gagal melindungi peternak rakyat. Mereka juga mem
inta supaya Dirjen PKH Kementerian Pertanian dicopot dari jabatannya karena gagal menstabilkan harga pakan dan telur serta gagal membatasi budidaya skala besar.
Tuntutan lain yang disampaikan saat menyampaikan perny ataan sikap dalam aksinya yakni, minta pemerintah berlaku adil sesuai dengan Permendag nomor 7 tahun 2020, harga pakan diturunkan dan harga telur dinaikkan. Pemerintah bersikap tegas membatasi budidaya menengah ke atas, meminta Presiden menerbitkan Kepres untuk melindungi peternak seluruh Indonesia.
“Jika tuntutan kami tak didengar, kami siap menggelar demo lebih besar untuk mengepung istana presiden,” kata Ketua Koperasi Unggas Kendal, Suwardi.
Suwardi meminta agar Presiden dan Mentan melakukan langkah evaluasi secepatnya. Karena selama ini ia menilai telah banyak dilakukan pembiaran sehingga semakin hari semakin banyak peternak yang gulung tikar. Saat ini harga telur ditingkat peternak sudah mulai naik Rp 17.500 per kilogram dibandingkan Minggu lalu yang dikisaran Rp 15.500- Rp 16.000 per kilogramnya. Padahal HPP (Harga Pokok Produksi) dengan kondisi harga pakan naik adalah Rp 23.000.
“Dari HPP yang sekian tersebut peternak menjual telur Rp 16.000 sudah merugi Rp 7.000 dalam setiap kilogramnya. Pemerintah harus tahu bahwa rakyatnya sedang kesusahan. Banyak kandang tak ada isinya dan peternak banyak hutangnya,” ungkapnya. (red/jan-17)