0
0
KENDAL, jatengnet.com – Pupuk bersubsidi untuk petani di Kabupaten Kendal setiap tahun tidak pernah terserap seratus persen. Rata-rata sekitar 20 persen pupuk subsidi yang tidak terserap.
Hal itu sangat disayangkan, karena karena merugikan petani.
Mereka tidak mendapatkan pupuk bersubsidi, sehingga harus menggunakan pupuk nonsubsidi yang harganya lebih mahal. ‘’Terdapat empat jenis pupuk bersubsidi yang diberikan oleh pemerintah yakni urea, phonska, ZA, dan SP-36,’’ kata Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kendal Tardi belum lama ini.
Ia mengatakan, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan pupuk bersubsidi tidak bisa terserap 100 persen. Salah satunya lantaran kartu tani yang hilang maupun rusak. Hal itu mengakibatkan petani tidak bisa mengambil jatah pupuk bersubsidi.
Faktor lain yakni petani pemegang kartu tani masih menanggung pinjaman di bank, sehingga ketika mengisi saldo untuk membeli pupuk bersubsidi, uangnya langsung ketarik untuk membayar tunggakan. ‘’Saldo di kartu tani langsung kosong, sehingga mereka tidak bisa mengambil jatah pupuk bersubsidi,’’ tambah Sekretaris Komisi B DPRD Kendal ini.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kendal Pandu Rapriat Rogojati menjelaskan, pemerintah memberikan alokasi pupuk bersubsidi sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang diajukan setiap tahun.
Namun pemerintah tidak memberikan seratus persen dari RDKK yang diajukan. Kuota yang diberikan biasanya sekitar 80 persen dari RDKK yang diajukan. Menurutnya adanya pupuk bersubsidi yang tidak terserap, maka pada tahun berikutnya kuota pupuk bersubsidi menjadi berkurang.
‘’Pemerintah beranggapan pupuk subsidi yang diberikan melebihi kebutuhan petani, sehingga alokasi pupuk bersubsidi pada tahun berikutnya akan dikurangi,’’ jelasnya. (jtn-21)
