KENDAL – Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pansimas) yang memanfaatkan air permukaan untuk air bersih dan layak konsumsi dengan sistem Instalasi Pengolah Air Sungai (IPAS) yang dibangun di Desa Kedungasri, Kecamatan Ringinarum, menjadi andalan warga.
Keberadaan Pansimas dengan sistem IPAS yang mampu mengolah air dari Kali Blukar menjadi air layak konsumsi, merupakan satu-satunya di Kabupaten Kendal yang manfaatnya dirasakan warga desa. Air hasil olahan digunakan oleh 400 sambungan rumah.
‘’Dengan swadaya dilakukan perluasan kepada 40 keluarga yang tinggal di tengah hutan di Dusun Jatigowok,’’ kata Kades Kedungasri Achmad Supriyanto didampingi Ketua KKM Abdul Wahab, kemarin.
Ia menambahkan, dengan pansimas, warga tidak lagi menggunakan air sumur yang mengandung kadar kapur tinggi yang bisa berdampak terjadinya gangguan kesehatan. Warga beralih menggunakan olahan air serapan Kali Blukar.
‘’Air serapan mengalami beberapa kali pengendapan. Dalam proses pengendapan mengguanakan pasir silika untuk menetralisir unsur zat seperti seng, kapur, lumut, dan lumpur,’’ tambahnya.
Salah seorang warga Mulyadi, mengatakan, ikut memanfaatkan air olahan pansimas itu. Ia mengeluarkan biaya rata-rata Rp 30.000 untuk 15 kubik setiap bulannya. ‘’Warga terbantu dengan pansimas ini. Kebutuhan air bersih tercukup dan mengalir setiap pukul 04.00 – 22.00 WIB,’’ ucap dia.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kendal Sugiono mengatakan, pihaknya selalu mengembangkan pemanfaatan air permukaan sebagai air baku konsumsi. Selain di Desa Kedungasri, satu lagi desa yang menjadi percontohan pengolahan air sungai dengan metode IPAS, yaitu di Desa Kedungsuren, Kaliwungu Selatan.
Namun di sana masih tahap pembangunan. ‘’Metode IPAS ini mengambil air tidak merusak alam, seperti mengebor tanah sedalam mungkin. Air itu diproduksi dengan air permukaan dan diolah dengan standar baku yang terukur,’’ pungkas Sugiono. (jan-21)