KENDAL, jatengnet.com – Penjualan sapi kurban di Kabupaten Kendal mengalami mengalami penurunan hingga 30 persen. Hal itu karena dampak penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi.
Salah seorang pedagang sapi di Desa Lanji, Kecamatan Patebon, Edi Subiyanto, mengaku, hingga kemarin atau beberapa hari menjelang Iduladha 1443 H, pihaknya baru menjual 45 sapi. Sementara dibanding tahun sebelumnya, ia mampu menjual 60-80 sapi. ‘’Penurunannya sekitar 30 persen,’’ katanya.
Meskipun begitu, harga jual mengalami kenaikan, kendati masih terjangkau. Harga jual sapi di tempatnya berkisar Rp 17,5 juta – Rp 35 juta. Sapi yang laku pada kisaran harga Rp 20 juta hingga Rp 25 juta.
Ia menjelaskan, penyebaran wabah PMK, juga berdampak terhadap pengeluaran yang harus ia lakukan untuk biaya perawatan. Dirinya harus membeli obat, vitamin, maupun ramuan herbal untuk sapi-sapi miliknya. ‘’Rata-rata untuk satu sapi, saya mengeluarkan biaya tambahan Rp 500 ribu untuk membeli obat, vitamin, dan sebagainya,’’ tambahnya.
Salah satu calon pembeli, Sulemi, mengatakan, untuk mencari harus jeli supaya mendapatkan yang sehat dan tidak terpapar penyakit mulut dan kuku. ‘’Saya sudah punya langganan, tapi harus pesan dulu sapi yang bebas dari penyakit,’’ ujar warga Kecamatan Rowosari, Kendal ini. (jtn-21)