KENDAL – Bendung Blimbing di Desa Blimbing, Kecamatan Boja kondisinya rusak dan bocor, sehingga harus dibangun kembali supaya bisa mengairi 1.000 hektar sawah yang ada di lima desa. Perbaikan bendungan menelan anggaran DAK Rp 3,6 miliar dan pekerjaan mencapai 52 persen.
Bupati Kendal Dico Ganinduto mengatakan, bendungan itu merupakan salah satu yang terbesar dikelola kabupaten. Bendungan tersebut membantu petani dalam mengairi sawahnya. ‘’Kami bakal petakan lagi wilayah mana yang perlu diperhatikan pengairannya supaya pertanian di Kendal lebih maju,’’ katanya, kemarin.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kendal, Sugiono mengatakan, Bendung Blimbing di Sungai Glagah tersebut di bangun kembali pada sisi tebing kanan dan kiri yang rusak. Bangunan utama bendung juga dilakukan perbaikan setelah banyak yang bocor.
‘’Dengan perbaikan, diharapkan air tidak hanya mengairi 350 hektare sawah saja, namun meningkat menjadi 1.000 hektare yang tersebar di lima desa. Pembangunan ditarget selesai dalam satu bulan ke depan,’’ tuturnya.
Kades Blimbing, Sutrisno menjelaskan, saluran irigasi Sungai Glagah selama ini menjadi tumpuan untuk pengairan persawahan di lima desa yaitu Blimbing, Salamsari, Boja, Bebengan, dan Merbuh. Kerusakan saluran irigasi sudah terjadi sejak dua tahun lalu, sehingga air yang ditampung tidak maksimal.
Jika tidak dilakukan perbaikan, akan kekeringan sehingga petani terancam gagal panen. ‘’Terdapat lubang besar di saluran irigasi. Setelah perbaikan air bisa kembali lancar mengairi lahan pertanian di lima desa,’’ pungkasnya. (jan-21)