KENDAL, jatengnet.com – Pencegahan demam berdarah dengan sistim pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menerapkan 3M masih lebih efektif dibandingkan fogging. Sebab, fogging atau penyemprotan hanya membasmi nyamuk dewasa.
Penerapan 3M itu terdiri atas menguras bak kamar mandi, menutup tempat penampungan air, dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kendal Muntoha, menyampaikan, hampir setiap bulan terjadi kasus demam berdarah. ‘’Hal tersebut menunjukkan demam berdarah tidak mengenal musim,’’ kata dia.
Meski begitu, kasus demam berdarah lebih banyak terjadi pada saat pancaroba dan musim penghujan. Pada 2020 puncak kasus demam berdarah terjadi April, tetapi tahun 2021 terjadi Januari. ‘’April merupakan pancaroba dari hujan ke kemarau, sedang Januari musim hujan,’’ tambahnya.
Musim hujan rawan terjadi peningkatan kasus demam berdarah. Banyak muncul tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu, PSN dengan 3M harus dilaksanakan. ‘’Masyarakat jangan mengandalkan penyemprotan, karena tidak menyelesaikan masalah. Penyemprotan atau fogging hanya membunuh nyamuk dewasa,’’ terang Muntoha.
Dijelaskan, kasus demam berdarah di Kabupaten Kendal pada tahun 2021 mengalami penurunan dibanding tahun 2020. Pada 2020 terjadi 197 kasus dan tidak ada yang meninggal. ‘’Sementara tahun 2021 tercatat 72 kasus demam berdarah, tapi satu meninggal dunia,’’ jelasnya.
Kepala Puskesmas Kendal 2 Sri Syahadatain, mengatakan, selama musim hujan kali ini di wilayah Puskesmas Kendal 2 terjadi satu kasus demam berdarah di Kelurahan Ngilir. ‘’Kami menggerakkan kerja bakti di Kelurahan Ngilir,’’ pungkasnya. (jan-21)