KENDAL – Tingginya harga kedelai yang terjadi hingga saat ini menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal. Untuk mengatasinya akan dilakukan secara bersama-sama lintas sektor untuk menekan tingginya harga tersebut.
“Tak hanya kedelai, pupuk pun jadi persoalan. Ini harus kita benahi bersama, di bedah dari hulu hingga hilir agar tahu permasalahan sesungguhnya,” kata Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki usai melantik pengurus Primer Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Primkopti) Harum Kendal, di aula gedung Dekopinda Kendal, Sabtu (27/2/2021).
Basuki mengungkapkan, melihat kondisi kesuburan tanah yang ada, maka Pemkab akan menyiapkan kebijakan-kebijakan untuk memaksimalkan sektor pertanian agar kebutuhan kedelai tercukupi. Terkait upaya penekanan harga kedelai, peran koperasi yang paling menentukan.
“Samajuga dengan pupuk, kelangkaan pupuk bersubsidi terjadi karena kurangnya pengelolaan. Penyampaiannya kepada masyarakat juga kurang. Akan dilakukan upaya-upaya pembenahan manajemen bersama semua dinas terkait,”ungkapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kendal, Alfebian Yulando mengatakan, selama ini Primkopti Harum Kendal bersama dengan importir telah melakukan operasi pasar untuk menekan mahalnya harga kedelai. Untuk memenuhi kebutuhan kedelai jangka panjang, Pemkab Kendal akan memberikan solusi untuk kebutuhan jangka panjangnya.
“Keterbatasan dari importir yang diberikan kepada koperasi menyebabkan operasi pasar kurang maksimal. Kebutuhan yang diberikan tidak cukup sampai tiga bulan,”katanya.
Ketua Primkopi Harum Kendal, Rifai mengatakan, operasi pasar kedelai yang dilakukan beberapa waktu lalu ibarat nguyahi segoro (menabur garam di laut). Pasalnya, kebutuhan kedelai di Kabupaten Kendal per bulannya mencapai 1.000 ton, namun operasi pasar kedelai hanya 130 ton.
“Jangka panjang kita berharap ada kolaborasi antara Primkopti dengan Disdag Kendal tidak hanya tiga bulan, karena mahalnya harga kedelai akan berlangsung sampai akhir tahun,” katanya. (jan-17)